Black Moustache

Jumat, 20 Juni 2014

Dear you.

Dear you, my beloved boy whose the name started by letter B.

Terimakasih untuk semua-muanya. Terimakasih sudah sabar. Terimakasih sudah ada disampingku selama hampir 4 tahun dan tiada pernah bosan sedikitpun. Terimakasih karena sejauh ini selalu memanggilku sebagai wanita cantik nomor dua setelah ibumu. Terimakasih untuk kulit fried chicken yang selalu kamu sisihkan untuk aku, aku tau kamu sangat suka kulit ayam goreng tepung tersebut tapi kamu sengaja menyisihkannya untukku karena aku tak kalah menyukainya. Terimakasih sudah setia menemani kemanapun aku pergi. Terimakasih sudah mau meluangkan waktu di tengah kesibukanmu yang amat sangat. Terimakasih karena sudah setia, tidak pernah berpaling, walaupun aku pernah mencurangimu dengan diam-diam dekat dengan orang lain. Terimakasih sudah sabar menahan sakit hati, saat aku bercerita tentang seseorang yang dengan khilaf aku sukai. Terimakasih karena kamu tidak pernah luput untuk mengucapkan selamat pagi, bahkan sejak tahun 2010 silam. Terimakasih karena selama ini kamu tidak pernah mengeluh dengan sikap-sikapku yang merepotkan. Terimakasih karena kamu mati-matian membunuh rasa cemburu saat aku lebih dekat dengan sahabat laki-lakiku. Terimakasih atas kedua mata yang selalu lembut menatapku, teduh dan syahdu. Terimakasih atas dirimu yang tak pernah lelah terhadapku. Terimakasih untuk janji, bahwa kau akan setia menungguku barang enam atau tujuh tahun lagi.

Denganmu, rasanya seperti jatuh cinta setiap hari dan semua hal terasa seperti baru pertama kali.

Good Time with Good People.


June, 19th 2014. Today, I had a really wonderful time. Thank God, today was great and I'm sooooo happy :)
Hari ini benar-benar tidak terduga akan menjadi semenyenangkan ini, padahal tadi pagi aku sudah benar-benar badmood dan merasa super kacau. Kalian tahu kenapa? Karena pada H-3 jam rapat pleno, aku ditelfon wali kelasku karena nilai Bahasa Jepangku masih kosong. Beliau menyuruhku ikut ulangan susulan karena aku didakwa belum ikut UKK , and it's such like APAAAAAA??-_- Aku ikut UKK kok. Benar-benar panik deh, bahkan ayah dan ibuku sampai berkali-kali telpon. Alhasil, aku yang masih enak-enakan tiduran sambil nonton sinetron jahat Indosiar langsung deh tancap gas buat mandi dan meluncur ke sekolah buat menjelaskan duduk permasalahannya. Lumayan lama juga menemukan jalan keluarnya, tapi alhamdulillah akhirnya clear. Haaaah, senang banget deh pokoknya, ternyata cuma gara-gara miskom dengan guru pelajaran yang bersangkutan. Tapi pas pulang sekolah badmood lagi, hujan deres banget dan aku nggak bawa mantol, huuuuft. Aku sampai rumah basah kuyup deh, bahkan tasku seisinya basah semua. Aku mendadak nggak suka lagi sama hujan T_T

Sore harinya, aku ada janji menonton pentas tunggalnya Teater Tapak Sebelas yang berjudul 'Polonium', bareng Fia, Yogik, sama Made di Societet TBY. Fyi aja ya, Madhe sama Yogik ini adalah pasangan pemeran Sampek & Engtay dalam pementasan Teater Kertas kemarin itu lhoooo. Haha, keren kan? Both of them are good friends of mine. And also Fia, she's my best friend in senior high school.
Well, Polonium from Teater Tapak Sebelas was such a great show and I really enjoyed it. Pengemasannya bagus, orchestra-nya keren, pemain-pemainnya juga total. Sepanjang pertunjukan sih aku malah sering salah fokus dan nggak bisa berhenti jerit-jerit liat salah satu anak paduan suaranya. Haaaah bikin stres, ganteng banget dan suaranya beuuuuh subhanallah bagus dan macho banget :')))) haha.

Usai pertunjukkan, saat aku, Yogik, Fia, dan Made mau keluar ruang pementasan, tiba-tiba aku bertemu dengan salah satu sahabatku yang ternyata panitia pentas tunggal ini. Namanya Peppy. Waaaaa, aku lansung peluk-peluk cantik seperti biasa gitu, cipika-cipiki, jambak-jambak rambut (?) ya best friend things lah, kebiasaan-kebiasaan kalau sama sahabat =)) Peppy kemudian bilang sesuatu ke aku, "Eh, De. Ghozy galak banget, masak tadi aku digalakin coba."
Perkataan Peppy tadi sontak membuat aku kaget. "Hah? Ghozy nonton, Pep?! Aku kudu cari dia!!!!" langsung deh aku nggak santai. Nah, sebenarnya nanti sehabis maghrib ada kumpul Kepek alias Kelompok Pekanbaru-nya anak-anak Student Exchange 2013 gitu dan aku belum sempat mengabari Ghozy. Dia tidak bisa dihubungi, tapi kok ya panjang umur bangeeeetm bisa-bisanya ketemu di sini dan sama-sama menonton Polonium. Dunia sempit memang =)) Hmm langsung deh aku keluar mengejar dia, kluntang-kluntung kayak anak ilang, dan nguber-uber se-TBY demi menemukan seorang Ghozy. Akhirnya ketemu juga, nyempil di dekat mushola selatan Societed itu.

 Selesai bertemu Ghozy dan memberi tahu tentang kumpul Kepek nanti malam, aku balik lagi ke Fia, Made, sama Yogik. Kita bingung setelah ini mau kemana. Yaudah akhirnya kita kluntang-kluntung di TBY, diantara kerumunan orang yang saat itu sedang beramai-ramai mengunjungi Artjog. Walaupun memang rada gejhe, tapi I bet you we had so much fun! Kita ngakak bareng sore itu, kalau boleh aku bilang sih full-time ngakak. Dari yang iseng sama orang, membully Yogik, tonjok-tonjokkan sama Yogik, ngrasani orang, dan nggodain orang yang notabene itu adalah kenalan kita berempat waktu di TWNP, namanya Alvin ketua OSIS-nya Namche. Hal-hal nggak mutu aja bisa jadi bahan tertawaan. Ngakak-ngakak sampai nggak bisa ngomong, megangin perut, dan bahkan sampai nangis. Hah, rasa-rasanya...sudah berapa lama ya aku tidak tertawa selepas itu? :') Ah, sulit kalau diungkapkan dengan kata-kata. Pokoknya seru banget, asik banget. Rasanya benar-benar jadi diri sendiri. Nggak rugi menghabiskan sisa senja bareng mereka. Bahagia!

Mendekati adzan maghrib, akhirnya kita memutuskan untuk mampir makan karena hari ini aku puasa, jadi sekalian aku buka puasa. Kita pun pergi ke tempat makanan pizza di selatan Galeria Mall yaitu Calzone. Aku pesan Cheesy Chees, Made yang Chicken Teriyaki, dan Fia yang Smoked Beef. Enak banget dan murah lagi cuy, kalian kudu coba! Sambil makan kita foto-foto, curhat, dan gosip rumpik ala cewek gitu deh biasaaaaa :>

Kita udah kayak anak gawl belum?

Aku sama sahabat Fia. :3

Setelah lumayan lama nongkrong di Calzone, akhirnya kita memutuskan untuk kukut dan pulang. Aku sih nggak pulang, karena masih ada kumpul dengan anak-anak Kepek di KFC Sudirman, ya kalau bahasa aku sama mereka sih nongki-nongki gawl, gitu. Aku pun langsung tancap gas ke KFC Sudirman, ternyata anak-anak Kepek sudah banyak yang datang. Alhasil, aku menghabiskan sisa malamku bersama mereka, orang-orang terbaik dalam sejarah hidupku. Ada Kopong, Adi, Nina, Ghozy, Cocan, Adhy, Alim, dan Jeanne! Kita bercanda seperti biasa, jambak-jambakan, keplak-keplakan, tabok-tabokan, dan ah, pokoknya menthel seperti biasa dan membuat ambyar KFC Sudirman. Ngakak lagi, lagi, dan lagi. Jadi diri sendiri lagi, bareng mereka. Alhamdulillah, bahagia sekali ya Allah. Tidak ada perasaan terbaik selain bertemu sahabat-sahabat terbaikmu dan bisa menjadi diri sendiri apa adanya, dan diterima. :) AAAAAK I'M SO HAPPY BUT I WANNA DIE THEY'RE SO CRAZY AS HELL!-_- Pokoknya kalau lagi sama mereka harus berani malu. Wani isin, kalau aku bilang. Kalau kamu merasa dirimu nggak gila, jangan berteman sama mereka, nanti kamu nggak akan kuat =)) Wahahaha I love you as always dear menthel-menthel aku!!!! <3 br=""> Terimakasih telah menjadikan sisa hariku Kamis ini bahagia. Terimakasih sudah membuat bahagiaku menjadi lengkap. Thank God, today was amazing and I feel blessed. :)
Sama kesayangan-kesayanganku sepanjang waktu, umumu :* (from left to right: aku, Nina, Cocan, Jeanne, Ghozy)


My best best friend ever, Nina Marinda Putri.

Jatu cinta memang lucu, apalagi jika itu denganmu.

Aku tersenyum tipis ditengah malam yang sederhana, ditemani secangkir teh panas dan seruni nada tetes hujan yang bersahut-sahutan. Mataku belum mau beranjak dari layar laptop merah marunku yang tengah membuka sebuah laman website. Dalam laman website yang berisi foto-foto tersebut aku bisa melihat sebuah wajah berlukis senyum. Aku mengilhami senyumnya yang lugu hingga tanpa tersadar bibirku turut mengukir sebuah senyum yang tak kalah manis.
            Tiba-tiba ponselku bergetar, membuat semua keterlenaanku buyar. Aku meraih ponselku tersebut dan mendapati sebuah notifikasi pesan singkat pada layarnya. Oh, tidak. Dari dia. Dia yang sedang aku stalk foto-fotonya. Dia yang wajahnya tengah terpampang di layar laptopku. Dia yang baru seperberapa detik yang lalu membuatku tersenyum dan larut dalam kagum.
            Aku membuka pesan singkat darinya. Ada yang aneh. Hanya dengan segelintir kata yang ia ucap melalui pesan singkatnya tersebut, entah mengapa aku merasa sangat bahagia. Jantungku seperti tengah berparade dan degupnya terasa lebih cepat dari biasanya. Aku merasa ada sesuatu yang berbeda.


Jatu cinta memang lucu, apalagi jika itu denganmu. 

#HariKeempat

Rabu, 18 Juni 2014



“Hati itu tidak pernah memilih kepada siapa ia akan menjatuhkan pilihan. Kalau saja aku bisa memilih, aku memilih untuk bukan kamu. Tapi apa daya, aku tidak punya kuasa. Hal itu terjadi begitu saja, dengan sendirinya.”

#HariKetiga

Selasa, 17 Juni 2014

Dulu, sekarang.



Gadis yang dulunya ceria itu kini tak lagi ceria.
Dia lupa cara tertawa, bahkan tersenyum.
Dia sayang pada semua hal dalam lingkungan dimana ia bertumbuh, tapi ia selalu terlupakan.
Bahkan jadi yang selalu disalahkan.
Gadis yang dulunya selalu berlarian di padang bebas, dengan bebasnya merentangkan kedua tangan, berteriak lepas, bebas. Dia tersenyum, dia bahagia. Tanpa beban.
Dia yang dulunya sangat disayangi setiap orang, kini telah hilang. Dia yang dulunya selalu diharapkan, sekarang hanyalah sebuah beban. Bagi siapa saja.
Dia kini tak lagi matahari. Tak lagi membawa cahaya. Tak lagi menjadi pengharapan bagi orang-orang yang disayang.
Matahari itu telah terbenam dalam senja. Kini ia hanya bisa menunggu pagi yang serba tak pasti.
Dia yang dulu sangatlah berbeda dengan dia yang sekarang.
Senyumnya hilang, tawanya tak pernah nyata terlampiaskan. Ia menjalani semua-muanya dalam balutan drama yang lambat laun menggerogoti hatinya, mematikan jiwanya. Dia benar-benar berbeda.
Bagaimana bila ia dibawa ke padang bunga yang luasnya tak terkira? Biar ia bisa berlari. Biar ia bisa bernyanyi. Biar tawanya membahana sampai angkasa. Biar senyumnya disaksikan semesta.
Ia suka padang bunga, bukan bangunan tua.
Mengapa? Karena sekumpulan kupu-kupu dan kumbang yang bertasbih pada semesta demi Tuhan lebih mulia daripada sekelompok mesin yang merasa dirinya serba bisa.

#HariKedua

Siang itu, di koridor sekolah.



Dalam latar kesunyian koridor saat istirahat kedua, tiba-tiba di kejauhan aku melihat sesosok manusia yang karakteristiknya begitu kukenal. Sepasang matanya yang menyejukkan menerawang jauh ke arahku. Tatapannya indah, cahayanya masih tetap memancar bahkan saat dilihat dari kejauhan sekalipun. Cara berjalannya yang penuh wibawa, menyita jiwa raga dan seisinya untuk bersujud dalam puja. Tiupan angin-angin kecil yang nakal menyibak rambut hitamnya, menambah ketampanannya menjadi berlipat-lipat lebih. Dan akupun menangkap tingkahnya yang mendadak kikuk saat matanya bertemu mataku. Ah, sungguh terlampau lucu.

Entah mengapa, tiba-tiba rasanya sulit sekali bernafas. Aku juga merasakan ada sesuatu yang kurang beres dengan pencernaanku, aku mendadak sakit perut. Jantungku pun degupnya dapat kudengar dengan sangat jelas. Belum lagi dunia yang seakan berhenti sepersekian detik ketika aku terlarut kagum akan kesyahduan parasnya. Kau lagi. Iya, kau lagi.     

 #HariPertama-2