Kalau aku.....aku suka basket. Aku mulai menyukai basket sejak SD tapi baru bisa melatihnya saat aku masuk SMP. Awalnya aku suka dan mendalami badminton. Tapi akhirnya aku meninggalkan badminton dan beralih ke basket karena aku berharap banyak padanya. Aku harap aku bisa jadi pemain basket yang hebat. Sampai akhirnya saat aku masuk SMP, ada ekskul basket di sekolahku. Aku pun mengikutinya dengan niat yang sudah ada sejak lama.
Aku senang menjadi bagian dari tim sekolahku. Teman-teman dan pelatihnya sangatlah mengasyikan. Aku mulai merasakan adanya kekeluargaan setelah hampir lama bergabung dengan tim basket sekolahku. Aku merasa enjoy disini.
Aku semakin cinta pada basket. Basket sebagai penyalur hobiku dan melupakan kejenuhan sehari-hari. Aku suka basket, walaupun aku belum bisa bermain dengan bagus. Walaupun mainku masih jelek. Tapi aku ingin tetap terus latihan. Sampai suatu hari, ibuku tidak memberiku izin untuk mengikuti latihan lagi. Aku merasa sangaaat sedih. Tapi akhirnya aku mengikuti saran beliau karena aku tidak ingin membangkang. Aku sudah tidak mengikuti latihan sekarang.
Tapi, aku tidak ada penyesalan untuk keluar saat melihat keadaan tim yang sekarang. Aku sedikit tidak percaya bahwa ini adalah sebuah tim. Sejak aku tidak pernah mengikuti latihan lagi, aku merasa mereka lupa padaku. Kalau bertemu tidak pernah menyapaku. Hanya menyapa 'teman'ku saja. Apa mentang-mentang aku sudah tidak pernah ikut latihan? Tapi aku punya alasan yang jelas yang tidak bisa aku bantah. IBUKU.
Mereka menjadi sombong padaku. Jika ada kabar tentang tim, mereka tidak pernah lagi memberitahuku. Tidak pernah lagi mengontakku. Apa artinya jika tidak ikut latihan lagi berarti bukan tim? Yaudahlah, aku bisa terima walaupun mereka mungkin tidak bisa menerima alasanku. Karena mungkin mereka menganggap peranku di tim tidak terlalu berpengaruh. Mainku jelek dan aku bukan orang eksis. Tapi niatku disana bukan untuk MEMAMERKAN skill, tapi untuk MELATIH dan MEMBENTUK skill. Aku bukan ingin menjadi eksis disana, tapi aku ingin menambah teman.
Aku sedih dengan keadaan yang seperti sekarang. Beda sekali, tidak seperti angkatan di atasku. Aku tidak merasakan adanya rasa setia kawan. Aku tidak merasakan adanya rasa kekeluargaan. Mungkin karena mereka tidak begitu menghargai keberadaan seorang anggota.
Aku jadi ingat kata-kata pelatihku, "Nggak ada rasa setia kawan diantara kalian. Kalo buat aku, aku nggak butuh temen kayak gitu"
Aku merasa tertendang dari tim. Tidak dianggap. Dan......terlupakan. Aku tidak menyangka mereka seperti itu. Mungkin itu salah satu alasan mengapa kami tidak pernah menang. With no regrets, basketball I'm quit.
Sekian,
Candy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar