Seperti
yang kita tahu, sekolah adalah tempat yang sangat esensial bagi seorang anak
dalam perkembangannya karena hampir sebagian besar waktu yang dipunyai akan dihabiskan
di sana. Sekolah juga tidak sekedar menjadi tempat berburu lembar bernama
ijazah dan serta merta menjadi tempat menimba ilmu. Di sana kita akan mengalami
suatu proses pembelajaran, baik di bidang akademik maupun non-akademik, dan
yang tak kalah penting adalah proses sosial yang terjadi di dalamnya.
Menjadi
seorang murid yang baik, tentunya kita harus mengikuti proses belajar mengajar
di sekolah dengan baik pula. Fokus dalam pelajaran dan mencapai nilai yang
gemilang demi masa depan. Di samping itu, mengingat hakikat manusia sebagai
makhluk sosial, kita pun tidak bisa terlepas pada hubungan antar sesama. Kita
tidak melulu belajar tentang trigonometri atau akuntansi, tapi kita dituntut
untuk belajar bersosialisasi, salah satunya melalui ekstrakurikuler dan
organisasi. Lingkup pembelajaran kita pun semakin luas karena tidak hanya
sebatas dinding kelas, tetapi juga di luar kelas.
Sebagai
seorang murid dan remaja yang notabene adalah kaum muda, kita tidak perlu ragu
ataupun takut-takut untuk berorganisasi. Orang bijak bilang kita akan menemui berbagai
pelajaran dan pengalaman hidup yang berharga di luar kelas, yang tidak bisa
kita dapat di halaman buku manapun. Itulah alasan kuat mengapa kita harus
berani bersosialisasi dan mengikuti organisasi.
Namun
di sisi lain, kegiatan organisasi yang menyenangkan tersebut tak elak menyita
sebagian besar waktu kita, bahkan untuk sekedar berkumpul bersama keluarga dan
bersantai ria. Kita mulai asyik sendiri atas berbagai tantangan sosial yang
kita temui saat berorganisasi. Tak jarang pula kita mulai melupakan tugas utama
kita sebagai seorang pelajar dan terlalu larut dalam kegiatan-kegiatan di luar
belajar tersebut.
Tanpa
disadari, kita seringkali merelakan diri untuk lembur dan tidak tidur sampai
pagi dini hari demi menyelesaikan suatu urusan atau tugas-tugas organisasi. Coba
saja hal itu diganti dengan tugas sekolah, banyak dari kita yang sudah mulai
lelah dan lebih memilih untuk tidur daripada mengerjakannya. Kita telah berani menyepelekan
dan mulai mengesampingkan tujuan utama kita sebagai pelajar yaitu belajar.
Tidak jarang kita jumpai siswa-siswi yang sampai rela izin atau bahkan membolos
jam pelajaran untuk mengurusi kegiatan-kegiatannya di luar sekolah ataupun
kegiatan organisasi. Hal ini sudah pasti merupakan suatu pelanggaran terhadap
diri sendiri, karena kita sudah mengesampingkan yang wajib demi menangani
sesuatu yang sebenarnya bersifat sebagai sampingan. Organisasi yang awalnya
sebagai pembelajaran dan sarana berkegiatan, kini justru didewakan hingga melupakan
belajar yang merupakan kewajiban.
Memang
suatu hal yang dilematis ketika kita sebagai seorang pelajar diharuskan memilih
antara sekolah atau organisasi. Menjadi yan terdepan dalam mata pelajaran serta
tetap mempertahankan eksistensi lewat organisasi bukanlah hal yang mudah.
Tetapi, alangkah baiknya ketika kita berusaha untuk menyeimbangkan keduanya.
Mungkin tidak akan seutuhnya sempurna pada kedua-duanya, tetapi setidaknya kita
ada usaha untuk tidak melupakan salah satu dari kedua hal tersebut, sekolah dan
organisasi. Selain tentang manajemen waktu, hal ini berkaitan erat dengan
kedewasaan kita dalam berprioritas. Sesibuk apapun kita dan seasyik apapun
dalam berkegiatan dan berorganisasi, kita tetap tidak boleh lupa pada tujuan
utama kita sebagai seorang pelajar karena bagaimanapun nilai pelajaran yang
kita dapatkan di kelaslah yang mengambil andil besar dalam penentuan jenjang
pendidikan kita selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar