Black Moustache

Senin, 07 April 2014

Orientasi Awal untuk Calon Kaca #24

Halo, Pembaca semua! Rasa-rasanya sudah lama sekali ya aku tidak menulis di blog ini. Ya, karena beberapa waktu ini aku lebih rajin menggunakan akun tumblr milikku. Tapi untuk kali ini, aku kembali lagi menulis di blog untuk menceritakan sebuah pengalaman yang sangatlah mengesankan.

Sore itu hari Sabtu, 5 April 2014 aku mempunyai sebuah agenda untuk menghadiri pertemuan pertama untuk Calon Kaca #24 di Aula Atas Kedaulatan Rakyat. Ya, seperti sebuah masa orientasi atau pengenalan sebelum benar-benar menjadi Crew Kaca #24.

Awalnya aku ada rapat sebuah kepanitiaan sampai jam 3 sore, kemudian setelah rapat itu selesai aku langsung saja tancap gas untuk menuju ke kantor Kedaulatan Rakyat yang berada di Jalan Mangkubumi. Nah, saat aku berhasil menempuh perjalanan beberapa meter jauhnya dari gerbang sekolahku, tiba-tiba ada suara kerumunan motor yang digembor-gemborkan, begitu memekakan telinga. Ya, benar, ternyata massa kampanye dari sebuah partai yang menjadi salah satu peserta dalam pemilu. Dengan sabar aku menunggu kerumunan massa kampanye itu berlalu. Setelah suasana dirasa cukup aman untuk kembali berkendara, akhirnya aku kembali memacu motorku yang semula aku berhentikan sejenak. Aku tersenyum lebar dan menghela nafas lega, sebagai tanda kepuasan atas kebebasanku dari kemacetan kerumunan massa partai tersebut. Andaikan saja hidupku ini sebuah FTV, mungkin sudah ada back sound, "We are the champion..." sambil aku berlenggok diatas motor dengan puasnya.

Namun, saat aku terhanyut dalam kelegaanku tersebut, tiba-tiba aku melihat sesuatu dari kaca spionku. Kerumunan yang lain datang! Dengan motor yang digembor-gemborkan tak kalah dahsyat dari rombongan yang sebelumnya, mereka seakan ingin menyerudukku. Aku dengan terpaksa dan mau tak mau harus terjebak macet diantara massa kampanye tersebut. Saat itu juga hujan deras dan aku sama sekali tidak membawa jas hujan atau mantel. Wah, ini ujian di awal perjuanganku menjadi Crew Kaca #24. Tuhan ingin menguji seberapa kuad tekadku dan seberapa besar usahaku. Walau hujan deras dan tanpa pelindung berupa mantel atau jas hujan, aku tidak menepi untuk sejenak berteduh. Aku tetap melanjutkan perjalanan demi mengejar ketepatan waktu.

Setelah susah payah berhasil menerjang derasnya hujan dan sesaknya massa simpatisan kampanye, akhirnya aku pun sampai juga di kantor Kedaulatan Rakyat, dengan super basah kuyup tentunya. Sayangnya aku sedikit tidak tepat waktu karena dalam jadwal pertemuan dimulai pukul 16.0,  dan ternyata aku sampai ke lokasi pada pukul 16.15 karena kendala yang aku temui di perjalanan tadi. Yah, lumayan menyesal sih sudah terlambat. Tapi ya, sudahlah. Lain kali jangan diulangi lagi, itu yang terpenting.

Saat aku memasuki parkiran kantor KR, ternyata ada seorang teman yang sama-sama baru datang. Sama-sama kehujanan pula. Ia juga salah seorang dari calon Kaca #24, namanya Rinda. Akhirnya aku dan Rinda pun memutuskan untuk menuju ke Aula Atas bersama-sama. Sesampainya di Aula Atas KR, kami pun langsung bergabung dengan teman-teman yang sudah datang dan membentuk sebuah lingkaran.

Kami yang baru datang pun terlebih dahulu memperkenalkan diri. Setelah itu, diadakanlah sebuah game. Game ini mengharuskan kita untuk bercerita tentang suatu benda yang dicetuskan sebagai kata kuncinya. Contohnya, Mas Agung memulainya dengan kata 'knalpot'. Nah, dari kata 'knalpot' tersebut kita harus bisa menceritakan secara lisan mengenai apa saja tentang knalpot dalam waktu tiga menit. Dari permainan tersebut ada banyak kata kunci yang dicetuskan oleh teman-teman, seperti pintu, lampu, salju, cuek, dan keramik. Kebetulan aku mendapat bagian untuk menceritakan tentang pintu. Wah, sebenarnya aku punya banyak sekali hal yang bisa aku ceritakan tentang pintu. Tetapi entah kenapa saat itu rasanya blank, karena grogi dan demam panggung mungkin ya. Mungkin juga karena ini kali pertama aku berkumpul dengan teman-teman dan kakak-kakak dari Kaca serta teman-teman calon Kaca #24, jadi sedikit grogi. Permainan ini benar-benar mengajarkan kita banyak hal. Banyak esensi yang bisa kita dapatkan dari permainan ini, antara lain melatih kecakapan kita dalam berbicara di depan publik, menggali kosa kata yang kita miliki, mengetahui sejauh mana pengetahuan kita, mengajarkan kita untuk berpikir cepat serta kreatif dalam waktu yang singkat dan terbatas, dan juga melatih spontanitas kita. Asyik sekali.

Usai melakukan permainan tersebut, kakak-kakak Kaca mengajak kami untuk melakukan pemanasan dengan sebuah senam. Namanya Senam Ocean. Jadi disitu kami harus bernyanyi, "Ikan buntal, ikan buntal...kepiting, kepiting....ada ubur-ubur, ada ubur-ubur...di laut, di laut" sambil melakukan gerakan-gerakan yang sangat lucu dan membuat tertawa. Saat kita bernyanyi 'ikan buntal', maka tangan kita harus melukis lingkaran besar di udara, kemudian saat kita bernyanyi 'kepiting', maka tangan kita harus melakukan gerakan seperti capit kepiting. Lalu ketika kita bernyanyi, 'ada ubur-ubur', maka kita harus menggoyangkan badan kita, yang gayanya hampir mirip seperti penyanyi dangdut. Dan yang terakhir, ketika kita bernyanyi, 'di laut', maka tangan kita harus membuat semacam busur 180 derajat di depan perut, seperti saat kita berenang. Senam ini benar-benar mengasyikkan dan membuat kami tertawa lepas, apalagi kakak-kakak Kaca yang sangat usil mengerjai kami semua.

Sesudah melakukan sedikit pemanasan dengan senam tadi, kami menuju ke game berikutnya. Namanya Line Game, yang katanya terinspirasi dari sebuah film. Pada mulanya, dipasang sebuah lakban yang dibuat memanjang. Kami semua harus berdiri di pinggir lakban tersebut, dan kakak-kakak dari Kaca akan memberikan sebuah pertanyaan atau pernyataan. Apabila dirasa pertanyaan atau pernyataan itu sesuai dengan kita, kita harus maju satu langkah mendekati lakban tersebut. Pertanyaan yang dilontarkan bermacam-macam, contohnya, "Siapa yang pernah ketahuan ngupil sembarangan?" "Siapa yang sampai kelas 3 SD masih ngompol?" "Siapa yang pernah ngefans Kangen Band?" dan lain-lain, dan kami semua harus menjawabnya dengan sejujur-jujurnya.

Entah kenapa, game ini adalah game paling berkesan untuk aku. Awalnya pertanyaan yang dilontarkan berupa ungkapan-ungkapan yang ringan, tetapi lama-lama beranjak ke topik atau pembahasan yang lebih serius seperti narkoba, minuman keras, free sex, keadaan keluarga, sampai ke kepribadian perorangan yang sangat mendalam. Disitu kita ditanyai siapa saja yang pernah melihat temannya memakai narkoba, siapa yang mempunyai teman yang hobi free sex, sampai ke masalah mendalam mengenai keluarga. Kita pun harus menjawab secara sejujur-jujurnya. Apabila 'iya', kita harus maju satu langkah mendekati garis berupa lakban yang dibuat memanjang tersebut. Kemudian, kakak-kakak dari Kaca akan menanyai satu sampai dengan tiga orang dari beberapa orang yang maju mendekati garis lakban, dan menggali lebih dalam fakta-fakta tentang mereka.

Aku tercengang. Ternyata banyak sekali fakta di sekitarku yang selama ini tidak pernah benar-benar aku lihat. Aku merasa buta. Ya, disini, yang hanya dalam waktu beberapa menit ini aku merasa dibukakan penglihatan akan kenyataan. Mungkin memang sedikit mengagetkan, tapi toh memang itu fenomena sosial yang ada di sekitarku. Aku juga seakan ditunjukkan dan disadarkan bahwasanya aku tidak sendiri dalam menjalani kehidupan ini. Kalaupun aku merasa cobaan hidupku sangatlah berat dan merasa milikku adalah yang terberat, disini aku sadar bahwa masih ada yang lebih berat dari aku.

Dari permainan sederhana tersebut, aku belajar banyak tentang sesuatu yang bisa kita sebut dengan dinamika kehidupan. Ada sepenggal kalimat yang diucapkan oleh Mbak Desti, yang sampai detik ini masih terngiang-ngiang di telingaku; "Dunia ini keras. Kalian harus berani keluar dari zona nyaman kalian, yang mungkin zona nyaman tersebut hanya sebatas tempat tidur kalian." Ada juga sebuah kata motivasi yang aku dapat di permainan ini, yang aku kira akan menjadi kekuatan baru untukku; "Seberat apapun masalah yang ada di hidupmu, hadapilah, jangan menyerah, dan yakinlah bahwa semua itu ada jalan keluarnya."

Benar-benar pengalaman yang amat sangat mengesankan. Baru pertama kali berkumpul dengan teman-teman dan kakak-kakak Kaca, serta teman-teman Calon Kaca #24, rasanya sudah begitu berkesan. Tidak terlupakan. Masih teringat dan terngiang-ngiang, bahkan sampai detik ini. Entah kenapa, aku merasa nyaman berada bersama mereka. Aku merasa diterima dan bisa menjadi diriku sendiri. Aku pun berharap bahwasanya hari seperti ini bisa terulang kembali di kemudian hari. Dan aku pun sangat berharap bahwa aku bisa menjadi keluarga Kaca seutuhnya, bersama mereka, yang bisa membuatku merasa menjadi diriku sendiri apa adanya.

1 komentar: