Black Moustache

Jumat, 10 Mei 2013

Hai, Nafil. Terimakasih ya.

Hai, Bloggie. Akhir-akhir ini aku lagi dekat sama seseorang. Namanya Nafil. Di kelas dia terhitung salah satu yang dekat sama aku selain Vio, Isna, Latifa, dan Chuzpy. Mungkin bagi sebagian orang yang belum tahu pasti, bakal memandang sebelah mata pertemanan kami. Ya secara. Nafil bisa dibilang anak masjid yang ilmu agamanya sudah lebih tinggi dari aku. Sementara aku, ya you know lah aku tipe orang yang bagaimana. :p

Well, aku merasa tidak sedikit yang sempat memandangku aneh karena aku mendadak dekat dengan dia. Waduuuuh hahaha tenang, hal itu tidak akan terjadi. Nafil sendiri yang mengajarkanku buat selalu jadi diri sendiri. Dimana pun kita, dengan siapa pun kita. 

Bukan kenapa-kenapa, tapi entah mengapa aku nyaman banget temenan sama dia. Walaupun dia sering banget rese dan kalau udah nyebelin ya nyebelin tingkat super. Tapi intinya, dia baik banget. Dudu konco plastik lah istilahe. Di SMA banyak sekali teman plastik, yang kelihatannya kalau di depan kita mendukung dan mengiyakan. Tapi diam-diam ngrasani atau menjelekkan di belakang. 

I do know that we are different in the eye of society. Tapi dia menghargai aku. Dia paham lingkunganku itu dimana saja dan seperti apa. Dia justru selalu memberi tau aku untuk tetap jadi diri sendiri, ya just as I said before. Kalau biasanya teman-teman lain itu masih tinggi egoisnya, contohnya saja begini. Kita mengajak mereka ke kantin untuk menemani kita, tapi kalau mereka lagi nggak butuh ke kantin ya merekanya nggak mau nemenin. Banyak kasus seperti itu. Banyak.

Tapi Nafil, dia bahkan mau cuma aku ajak sekedar jalan-jalan melewati koridor lantai 3 ke koridor lantai 2, lalu balik ke kelas lagi. Teman lain mana mau (kecuali Vio. Peyek juga sih mungkin kalau kita sekelas)?._. Dia mau mengantar aku ke perpus, kantin, ke kelas inilah, itulah. Well, aku sedikit nggumun aja gitu ternyata di masa sulit seperti ini masih ada orang yang di hatinya masih ada rasa ikhlas dan mau berkorban buat teman.

Dan aku juga bisa plong cerita apapun tentang segala hal yang aku alami ke Nafil. Entah apapun tanggapannya. Tidak jarang juga aku dapat tanggapan yang nyebelin. Pagop. Sering. Tapi ujung-ujungnya, nasihat dan kata-katanya dia itu menenangkan. Di sini, ke siapa lagi aku bisa cerita sampai nangis kalau bukan sama Nafil atau Isna atau Peyek atau Chuzpy atau Intan.

Entah kenapa. Dia paham apa yang lagi aku rasakan. Apa yang sedang terjadi sama aku, yang orang lain mungkin tidak mau tahu.

Makasih Nafil, sudah sabar sama aku. Makasih sudah jadi teman yang baik. Makasih pukpuknya sewaktu aku cerita sampai nangis bombay alay iuh kamseupay gitu. Makasih sms-sms motivasinya. Makasih sudah perhatian. Makasih sudah sering sehati sama aku apalagi pas ngrasani guru. Walaupun kamu sering nyebelin tapi kamu tetap nyenengin. Walaupun sebagian besar orang memandang aku aneh waktu aku jalan di sebelahmu tapi aku tidak lantas menjauh dari kamu. Yuhuuuu jangan capek jadi temenku yaaaaaaaaaaaaaaaaa. :D {}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar