Black Moustache

Rabu, 03 April 2013

Heart doesn't choose.

Di Grha Saba Pramana seusai survey akbar......

Aku sedang bersama teman-teman panitia ICEF 2013. Di dekatku ada Btari, Qiqi, dan Mbak Urta.

Qiqi  : *memperagakan karakteristik seseorang*
Aku   : "Seriusan, Qi. Kamu tu....." *sambil ketawa*
Btari : "De, itu lho orangnya."
Aku   : "Iya, Bet. Ganteng banget yaaaaaa."

Qiqi dan Btari saling berpandangan dengan ekspresi super aneh yang tidak jauh beda dengan ekspresi kebanyakan orang ketika aku menceploskan kalimat seperti itu. Setelah berbincang banyak tentang orang tersebut dan mengenai kisah yang sudah aku alami selama menyukai dia sejauh ini, Qiqi pun bertanya sesuatu ke aku.

Qiqi  : "Deeeee, nggak galau lho. Kok bisa sih kamu suka sama dia? Mending suka sama orang lain aja."
Aku   : "Hati kan nggak bisa memilih kepada siapa dia bakal menjatuhkan pilihan, Qi. Itu terjadi dengan sendirinya."
Qiqi  : "Iya sih."
Aku   : "Aku juga nggak tau kenapa harus dia. Kalau bisa, aku pun bakal milih, yang jelas bukan ke dia."

A very simple conversation that means a lot. Well yeah.

Hai, Kamu. Iya, Kamu. Apakah kini kamu sudah mengerti bahwa jatuh cinta padamu jelas-jelas bukan suatu hal yang aku kehendaki untuk terjadi? It comes naturally. Tanpa kejelasan alasan. Jadi, jangan salahkan aku. Jangan pula tanyakan pada hati.  

Karena sesungguhnya hati pun tiada punya kuasa untuk menentukan kepada siapa ia akan jatuh cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar